Celahsumbar.com - Tentara Israel sedang mempersiapkan operasi militer darat di Rafah, wilayah padat penduduk di Jalur Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir.
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa atas permintaan Mesir dan Amerika Serikat, operasi militer di Rafah akan dimulai setelah selesainya "evakuasi besar-besaran" penduduk dari kota tersebut.
Operasi tersebut akan dilakukan setelah adanya kesepakatan antara Tel Aviv dan Kairo mengenai aktivitas militer Israel di wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir, yang dikenal sebagai Poros Philadelphi.
Baca Juga: PBB Kutuk Keras Serangan Militer Israel yang Menyamar Jadi Perawat RS, 3 Warga Palestina Tewas
KAN mengklaim bahwa Israel telah memberi tahu beberapa negara di kawasan dan AS tentang kesiapannya menjalankan operasi militer di Rafah. Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth, tentara Israel telah menyetujui operasi darat di Rafah.
Sementara itu, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa operasi darat di Rafah mungkin dimulai dalam dua minggu ke depan.
Sebelumnya pada Jumat (8 Februari 2024), Netanyahu memerintahkan militer Israel untuk menetapkan rencana ganda untuk mengevakuasi warga Palestina dari Rafah--rumah bagi lebih dari 1 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang--dan untuk mengalahkan batalyon terakhir kelompok Hamas.
Baca Juga: Israel Kangkangi Opsi Pertukaran Sandera dengan Hamas, Tegaskan Gempur Gaza hingga Menang Total
Agresi Militer Israel di Jalur Gaza