Celahsumbar.com - Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menyebut idealnya dibutuhkan sekitar 150 unit sabo dam untuk mengantisipasi potensi banjir dan banjir bandang lahar dingin yang membawa material batu dan kayu dari lereng Gunung Marapi.
"Sabo dam itu untuk menahan batu-batu besar serta kayu/pohon yang terbawa arus dari lereng Gunung Marapi," katanya.
Audy mengatakan berdasarkan informasi dari Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat meninjau bencana di Sumbar, satu aliran sungai yang berhulu ke Marapi butuh enam sabo dam untuk bisa meredam potensi banjir dan banjir bandang lahar dingin.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Mahyeldi Sebut Jokowi ke Sumbar 21 Mei 2024, 10 Hari Setelah Bencana
Sementara jumlah aliran sungai yang berhulu ke Marapi dan berpotensi banjir dan banjir bandang ada sekitar 25 sungai, sehingga idealnya butuh 150 sabo dam. Audy menilai jika dibandingkan dengan kondisi aliran sungai Gunung Merapi di Yogyakarta yang memiliki sekitar 272 sabo dam, kondisi di Sumbar memang masih jauh dari ideal.
"Sekarang kita di Sumbar cuma punya dua check dam, bukan sabo dam. Karena untuk kebutuhan, itu memang masih sangat kurang," katanya.
"Namun, kita berterima kasih ,karena Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR sudah merencanakan tahun ini dibangun sekitar 12 sabo dam pada enam aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi," katanya.
Baca Juga: Mentan Tunda Kunjungan ke China, Pilih Kunjungi Petani Terdampak Banjir di Sumbar
Ia menilai Kementerian PUPR benar-benar serius untuk membantu penanggulangan bencana banjir dan banjir bandang lahar dingin di Sumbar. Audy berharap ke depan jumlah sabo dam pada aliran sungai yang memiliki potensi bencana itu bisa terus ditambah.