Gas Beracun di Kawah Gunung Marapi Terpantau Menurun, Tetap Jauhi Kawah Verbeek

- 3 Maret 2024, 12:00 WIB
Kondisi erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Kondisi erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat /Marawatalk/IST/

Celahsumbar.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan gas beracun SO2 atau sulfur dioksida di kawah Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) cenderung menurun secara fluktuatif.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyampaikan laporan tersebut berdasarkan evaluasi Gunung Marapi periode 22-29 Februari 2024.

"Setelah 26 Desember 2023 laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari Satelit Sentinel memperlihatkan kecenderungan menurun secara fluktuatif," kata Hendra dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Sabtu, 2 Maret 2024.

Baca Juga: Ini Wisatawan Mancanegara yang Paling Banyak Kunjungi Sumbar di Januari 2024

Hendra mengatakan terakhir kali gas beracun (SO2) terdeteksi oleh satelit sebesar 775 ton per hari pada 29 Februari 2024.

Aktivitas Gunung Marapai masih tinggi

PVMBG menegaskan berdasarkan hasil evaluasi, aktivitas Gunung Marapi masih tergolong tinggi.

Hendra menjelaskan apabila pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar. Potensi ancamannya berupa lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek.

"Potensi atau ancaman abu erupsi dapat menyebar lebih luas dan tergantung pada arah maupun kecepatan angin," ujar Hendra.

Baca Juga: Ini Fakta Terbaru Letusan Gunung Marapi Sumbar Hari Ini yang Bikin Merinding

Halaman:

Editor: Tommy Adi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah