Celahsumbar.com - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Haji Ahmad Zubaidi mengatakan Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya karena meninggalkan kesan mendalam tentang kuatnya rasa toleransi antaragama di Indonesia.
Dia mengatakan Ramadhan tidak hanya menjadi perayaan umat Islam, tetapi banyak serangkaian acara sahur hingga berbuka puasa juga ikut diramaikan umat beragama lainnya sehingga hubungan antarmasyarakat beragama pun sangat cair.
"Kita lihat sendiri ada fenomena war takjil yang secara langsung mendorong adanya interaksi antarmasyarakat. Di banyak lingkungan perkantoran pun demikian, banyak yang difasilitasi untuk berbuka puasa bersama oleh perusahaannya walaupun pimpinannya bukan Muslim," kata Zubaidi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/4/2024).
Baca Juga: LSBPI MUI Beberkan Dampak Buruk Penggunaan Istilah Islam dalam Film Horor
Dia bercerita bahwa dirinya pernah diundang untuk menghadiri acara buka puasa bersama yang diselenggarakan sebuah perusahaan yang dimiliki non-Muslim. Terlepas dari apa pun agama atau tingkat jabatan yang diembannya, menurut Zubaidi, mereka semua ikut serta mendatangi acara buka puasa bersama itu.
Ketika adzan magrib berkumandang, semuanya ikut serta menyantap hidangan yang ada, termasuk mereka yang non-Muslim juga ikut berbuka.
Dia menilai hal itu merupakan sebuah fenomena yang luar biasa. "Kita ini memang sungguh luar biasa kehidupan toleransi antar agamanya. Umat islam yang berpuasa bisa menghormati yang non-Muslim, begitu pun sebaliknya," ungkap Zubaidi.
Baca Juga: Sabtu Ini Pergerakan Pemudik di Bandara Soetta Diprediksi Capai 188.795 Penumpang
Menurut dia, adanya fenomena-fenomena itu menjadi cerminan bahwa pada tataran masyarakat umum tidak ada masalah yang berarti. Hubungan masyarakat antarberagama pun tidak saling curiga karena sudah terbiasa untuk hidup saling berdampingan.