Celahsumbar.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), meminta warga mewaspadai dampak buruk kabut asap. Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Seluruh masyarakat di Bukittinggi, kata dia, diminta kabut asap akibat dari kebakaran hutan (karhutla) itu harus diwaspadai karena berdampak pada kesehatan. Terlebih, titik api (hotspot) masih terpantau dari wilayah selatan Sumbar.
"Dari data stasiun pemantau atmosfer global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Koto Tabang, diketahui banyak titik api kebakaran hutan berasal dari arah selatan Sumbar. Beberapa hari ini berdampak hingga ke Bukittinggi. Kami imbau masyarakat mewaspadai dampak kesehatan, khususnya bagi kalangan rentan," katanya.
Baca Juga: Kabut Asap di Kota Padang: RSIA Restu Ibu Hilangkan Sementara Jemur Bayi di Luar Gedung
Politisi partai Gerindra itu melanjutkan, Particulate Matter atau PM10 yang ada dalam kandungan udara dalam waktu singkat dapat memengaruhi reaksi radang paru-paru dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Untuk diketahui, PM10 akibat kabut asap dari kebakaran hutan tersebut sangat rentan untuk kelompok masyarakat tertentu. Seperti orangtua, ibu hamil, anak-anak, serta orang dengan penyakit jantung dan paru seperti asma.
"Semoga kita di sini tidak sampai seperti itu, jangan sampai warga membakar lahan, bahkan hentikan dulu pembakaran jerami, ini akan menambah kabut asap. Kami sarankan minimalisir keluar rumah bagi kelompok rentan kesehatan tadi. Kalaupun harus keluar, pakai masker," katanya.