Celahsumbar.com - Masyarakat suku Minang merupakan salah satu kelompok populasi dengan jumlah yang besar di Indonesia. Mereka dikenal sangat menjunjung adat istiadat tanah kelahirannya.
Beranjak dewasa, sebagian besar keturunan mereka hijrah ke berbagai pulau di Indonesia, termasuk Jawa.
Meski demikian, persatuan budaya di Minang sejak zaman dahulu melahirkan ritual adat yang sangat kental dan masih dilestarikan hingga hari ini. Apa saja?
Baca Juga: Sejarah Martabak Mesir Kubang Hayuda yang Diperkenalkan Saudagar Kubang
Tabuik
Tabuik merupakan upacara yang masih kerap dilakukan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Ritual tersebut merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam. Pada acara puncak, arak-arakan Tabuik yang dibangun bertingkat ini akan berakhir di pelabuhan kemudian digulirkan ke laut lepas.
Bakaua (tolak bala)
Ritual ini digelar di daerah pertanian, ketika para petani turun ke sawah untuk memulai penggarapan. Orang-orang akan berbaris mengelilingi sawah sambil membakar kemenyan sekaligus memanjatkan doa, supaya terhindar dari petaka dan menyembelih sapi sebagai jamuan. Meski sudah mulai ditinggalkan, beberapa daerah yang masih mengadakan Bakua saat ini di antaranya Solok, Sijunjung dan Tanah Datar.