Celahsumbar.com - Masyarakat diminta untuk mengurangi jumlah karbon atau gas emisi dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia pada waktu tertentu, terutama pada musim kemarau yang menjadi siklus alam.
Hal itu dikatakan oleh pakar bidang pencemaran udara IPB Ana Turyanti saat berada di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2023). Menurut dia, penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar akan menambah lebih banyak pelepasan jejak karbon ke udara.
Hal inilah yang membuat polusi udara meningkat tajam. "Itu kemungkinan besar curah hujan berkurang sehingga berpotensi pencemaran udara," katanya.
Baca Juga: BRIN Tegaskan Polusi Udara di Berbagai Kota Tanah Air Akibat Siklus Alam Jelang Kemarau
Kondisi ini juga membuat materi partikulat atmosfer atau particulate matter (PM) 2.5 mengalami peningkatan. PM 2.5 adalah partikel polutan berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron Namun, konsentrasi PM 2.5 2023 lebih rendah daripada 2019. Dia melihat penanggulangan polusi udara saat ini sudah mulai dijalankan.
Sebelumnya, pengamat sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati memandang perlu Pemerintah membatasi penggunaan kendaraan pribadi yang menjadi sumber polusi udara di Jakarta belakangan ini.
"Tingginya kepemilikan kendaraan bermotor ini harus dibatasi dengan sejumlah aturan pemerintah sehingga tidak menyebabkan meningginya emisi yang pasti mengakibatkan kualitas udara menjadi tidak sehat," katanya di Jakarta, Senin (11/9/2023).
Baca Juga: Pemprov DKI Didesak Terapkan Kebijakan Satu Kendaraan untuk Setiap KK Tekan Polusi Jakarta
Satgas Bentukan Polda Metro
Polda Metro Jaya membentuk Satgas Penanggulangan Polusi Udara untuk mempercepat pengendalian pencemaran udara di Jakarta. Seperti kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suyudi Ario Seto.