Dari Mulut Said Iqbal Soal Prabowo: Sebut Einstein, Menteri (Kedodoran) dan KRIS

11 Juni 2024, 08:00 WIB
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal. /Antara/Aditya Pradana Putra/

Celahsumbar.com - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, kecerdasan intelektual (IQ) Presiden Terpilih 2024 Prabowo Subianto mengesankan. Kata dia, bisa disetarakan dengan Albert Einstein.

"Saya tahu kecintaannya Pak Prabowo dengan rakyatnya, daya menyerapnya itu tinggi. Orang cerdas, IQ-nya 170, sama-sama Einstein," katanya, yang dikutip dari ANTARA, Selasa (11/6/2024).

Said Iqbal mengaku paham secara persis mengenai kepribadian Prabowo setelah kedekatan yang terjalin selama 10 tahun terakhir. Prabowo, sambungnya, merupakan sosok pemimpin yang tegas, dan banyak mendengar aspirasi rakyat.

Baca Juga: Prabowo Terima Usulan Khofifah Tampung 1.000 Korban Gaza di Pesantren

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu juga menuturkan bahwa Prabowo merupakan seorang yang gemar membaca buku, bahkan hingga 50 buku sehari dengan cepat dan cermat.

"Kalau Anda ke rumah beliau di Hambalang, mungkin dua kali ukuran ruangan ini, itu buku semua. Sehari beliau baca buku itu mungkin 50 buku, cepat dia bacanya," ungkapnya.

Menurutnya, satu pandangan perlu diselaraskan dara pembantu Prabowo di kabinet. "Presiden kita ini pintar, superpintar. Saya tahu sendiri, jadi menteri-menterinya (nanti) kedodoran, saya kasih tahu, karena ilmunya tinggi sekali."

Baca Juga: Apa Itu KRIS, Layanan BPJS Kesehatan dengan 12 Kriteria Standar yang Bikin RS Pusing

Sejumlah warga mengibarkan bendera Indonesia.

Maka dari itu, Said Iqbal meminta kepada menteri di kabinet pemerintahan yang akan datang untuk dapat beradaptasi dengan cepat, termasuk di antaranya yang terlibat dalam kebijakan yang sensitif.

Termasuk kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), hingga KRIS. Kebijakan tersebut, kata dia, sangat bertolak belakangan dengan kecerdasan seorang mantan Danjen Kopassus itu.

"Kita harapkan KRIS jangan seperti itu, malu presidennya karena berulang-ulang keluarkan, cabut, keluarkan, cabut (peraturannya). Pastikan kebijakan itu terkomunikasikan, tersosialisasikan, dan tidak merugikan masyarakat, termasuk kalangan buruh," pungkasnya.

Editor: Widji Ananta

Tags

Terkini

Terpopuler