Berkaca Polusi Jakarta, Tahukah Anda Berapa Jiwa Meninggal Setiap Tahun di Indonesia Akibat Udara?

25 Agustus 2023, 08:01 WIB
Ilustrasi Kematian. tanda-tanda 100 hari sebelum kematian. /Pixabay/Carolynabooth

Celahsumbar.com - 123 ribu orang disebutkan telah meninggal di Indonesia akibat polusi udara setiap tahunnya, terlebih, polusi Jakarta kian hari semakin mengkhawatirkan. Angka kematian itu condong bisa bertambah.

Hal itu diungkapkan Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K). Polusi udara menjadi penyebab kematian tertinggi kelima di Indonesia setelah darah tinggi, diabetes, rokok, dan obesitas.

"Jadi polusi udara memberikan dampak yang cukup tinggi dalam angka kematian di Indonesia," kata Agus.

Baca Juga: Mendagri Terbitkan Instruksi Pengendalian Polusi Udara di Jabodetabek, Ini Detailnya

Agus Dwi Susanto menjelaskan riset di Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menunjukkan bahwa peningkatan Particulate Matter (PM) 2.5, kenaikan sulfur dioksida (SO2), kemudian PM 10 dalam udara, berimplikasi terhadap risiko terjadinya pneumonia mulai dari 1,4 persen sampai 6,7 persen.

Pihaknya menambahkan ketika terjadi peningkatan PM 2.5, maka kunjungan untuk telekonsultasi karena bronkitis dan influenza juga meningkat antara 100 hingga 400 persen. "Studi menunjukkan bahwa telekonsultasi ketika terjadi peningkatan polutan bulan Juni, telekonsultasi karena asma meningkat 200 persen ya," katanya.

 

Ilustrasi polusi udara di Jakarta

Polusi udara dapat menyebabkan iritasi mukosa sehingga terjadi gejala hidung berair, bersin-bersin, sakit tenggorokan, untuk jangka pendek. Kemudian akan bisa timbul batuk, dan dahak berkepanjangan.

Bahkan, sambungnya, bisa berlanjut menjadi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, serangan asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi paru, munculnya penyakit TBC, asma, PPOK, dan kanker paru.

Baca Juga: Komisi V DPR RI Bentuk Panja Selidiki Polusi Jakarta Pekan Depan!

Kasus ISPA dan Asma pada Remaja

Rata-rata kasus ISPA mulai periode Januari tahun 2023 ini berada di atas 100.000 kasus, padahal tahun-tahun sebelumnya di bawah angka itu. "Jadi ada signifikansi-nya ketika polutan meningkat, ISPA-nya juga rata-rata di atas 100.000 kasus," katanya.

Selain itu juga prevalensi asma pada remaja di Jakarta mencapai 12 persen, padahal di pedesaan hanya sekitar 7 persen. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk selalu memantau kualitas udara.

Selain itu, masyarakat diharapkan mengurangi aktivitas di luar ruangan, serta menghindari aktivitas fisik pada saat kualitas udara buruk, dan apabila harus beraktivitas sebaiknya menggunakan masker.***

 

Editor: Widji Ananta

Tags

Terkini

Terpopuler