Emosi Cak Imin Beberkan Tenda-Tempat Tidur Jemaah Haji Indonesia Parah Banget

19 Juni 2024, 08:00 WIB
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/5/2024). /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/

Celahsumbar.com - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengatakan, kondisi tenda haji dan fasilitas tempat tidur yang tidak memadai bagi jemaah haji Indonesia. Hal itu ditegaskannya setelah melakukan inspeksi mendadak.

"Satu orang hanya mendapat tempat tidur tidak sampai satu meter. Mana bisa tidur? Akhirnya tidur di lorong. Ini tidak boleh terulang," kata Muhaimin dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, dikutip Rabu (19/6/2024).

Selain masalah kapasitas tenda, pria yang akrab disapa Cak Imin juga menyoroti adanya ketidakadilan dalam pembagian luas tenda.

Baca Juga: JLEB! Cak Lontong Sebut Petugas Haji Indonesia...

Dia melanjutkan, dari pengamatannya, ada tenda dengan luas yang lebih besar, sehingga jemaah haji cukup leluasa. Namun, ada tenda yang kecil sehingga jemaah harus bersempit-sempit.

"Ini tidak adil. Pembagian yang salah ini harus diperbaiki. Ke depan, setiap tenda harus memiliki ukuran per orang yang standar per nama, seperti di hotel," tegasnya.

Viral kondisi jemaah haji asal Indonesia yang tidur berdesak-desakan saat di Mina, Arab Saudi. Foto: Instagram @hazairinsitepu

Selain itu, lanjut Muhaimin, rasio jumlah kamar mandi juga tidak seimbang sehingga mengakibatkan jamaah harus mengantri hingga dua jam, serta kebersihannya pun tidak terjaga.

Kemudian keberadaan kamar mandi khusus lansia dan disabilitas juga tidak memadai. "Rasio kamar mandi harus dihitung ulang, kebersihan juga tidak terjaga. Mengapa untuk wudhu harus menggunakan wastafel? Seharusnya wudhu biasa saja," papar Ketum PKB itu.

Baca Juga: Pengakuan Timwas Haji DPR RI Endang Maria Astuti Soal Seorang Lansia Tersesat saat Lontar Jumrah

Untuk itu, tambah Muhaimin, perencanaan yang matang sejak awal sangat penting dengan mempertimbangkan kebutuhan jamaah. Jangan sampai persiapan dilakukan dengan keterdesakan atau dadakan.

"Ledakan jumlah jamaah harus diantisipasi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Negara kita kuat, pemerintah kita besar, masa menangani hal seperti ini saja tidak bisa? Harus bisa," katanya.

"Harus ada revolusi penyelenggaraan haji dari awal, perbaikan total sehingga kondisi yang memprihatinkan ini tidak terulang lagi. Revolusi penanganan haji dimulai dari sini, kita akan benahi total."***

 

Editor: Widji Ananta

Tags

Terkini

Terpopuler