Samsara, Film Bisu Hitam Putih Karya Garin Nugroho yang Dapatkan Standing Ovation

7 Juni 2024, 10:00 WIB
Garin Nugroho /Netflix/YouTube

 

Celahsumbar.com - Sutradara Garin Nugroho berhasil membawa warna baru dalam industri perfilman Indonesia. Usai sukses dengan “Setan Jawa” yang tayang pada 2017 lalu, tahun ini ia menghadirkan film bisu hitam-putih bernama “Samsara”.

Sebuah film yang menggabungkan unsur film, unsur teater, dan unsur seni tradisi. Meski film yang diperankan oleh Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett ini dikatakannya sebagai film horor, namun jangan terkecoh.

Pasalnya, baik Garin maupun para pemain semua kompak banyak mencari referensi dari kehidupan Bali di tahun 1930-an. Mulai dari foto masyarakat yang hidup pada waktu itu, kegiatannya, buku-buku sampai kunjungan komedian Charlie Caplin ke sana yang secara realistis dapat membangkitkan imajinasi mereka untuk menyorot keindahan Bali.

Baca Juga: Viral Trailer Venom: The Last Dance, Ini Kesalahan Spider-Man atau Kegilaan Multiverse?

Beranjak ke pedesaan tempat Darta (Ario Bayu) tinggal, walaupun digambarkan sebagai warga miskin kala itu, suasana pedesaan cukup hangat dan penuh dengan kegembiraan. 

Sementara untuk pemain yang berasal dari bangsa Eropa yang diketahui pada masa itu banyak menikah dengan bangsawan Bali, pakaian yang ditampilkan jauh lebih modern dengan mengenakan gaun atau pakaian lengan panjang khas kolonial bagi prianya.

 

Bahkan dalam sebuah adegan di perkarangan rumah Darta usai menikahi Sinta (Juliet Widyasari Burnett), seorang anak dengan tingkah lucunya menari mengenakan topeng. Keharmonisan keluarga tercermin jelas dari sikap kedua orang tuanya yang kemudian ikut menari diikuti tawa Darta dan Sinta.

Hal-hal gaib dan mistis itu pun juga ditempelkan pada semua tokoh yang bermain di dalamnya. Lewat tokoh Darta misalnya. Dari sosok Darta, Garin mengajak penonton mengenal ritual untuk mendapatkan kekayaan yang nantinya akan melibatkan Raja Monyet (Gus Bang Sada). Ritual ini menurutnya cukup dipercayai masyarakat lokal kala itu.

Baca Juga: Netflix Rilis Poster dan Sinopsis Tujuh Episode di Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams

Tak lupa, Garin juga memasukkan ‘sentuhan film lama’ dalam “Samsara”. Ia menghadirkan tiga tokoh komika dengan ukuran tubuh yang berbeda, untuk memberikan sedikit sensasi humor di tengah kekalutan hubungan para tokoh utama. Ketiga tokoh inilah yang bakal membuat kehidupan di desa makin seru untuk diikuti.

Terkait dengan audio, Garin mengaku paling senang bereksperimen. Perpaduan suara gamelan yang dimainkan oleh Tim Gamelan Yuganada memberikan sentuhan magis dan sakral. Tempo dan alunannya makin lengkap dengan sentuhan elektrik dari Gabber Modus Operandi. Sementara soal vokal yang mengiringi film, dapat dipastikan suara Ican Harem, Gusti Putu Sudarta, Dinar Rizkianti, dan Thaly Titi Kasih makin membuat kisah “Samsara” makin hidup dan kental dengan nuansa tempo dulunya.

Sebelumnya pada 10 Mei, “Samsara” telah tayang secara perdana di Esplanade Concert Hall, Singapura. Diketahui lebih dari 1.000 penonton dan undangan hadir dan memberikan standing ovation pada pertunjukan cine-concert yang memadukan penayangan film dengan penampilan musik secara langsung itu.***

Editor: Widji Ananta

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler