3 Kata untuk Women from Rote Island, Salah Satu Film Terbaik di FFI

- 17 Februari 2024, 16:00 WIB
Poster film Women from Rote Island
Poster film Women from Rote Island /Pixabay//

Celahsumbar.com - Intens, tajam dan kuat. Tiga kata itu dapat mendeskripsikan secara jelas film Women from Rote Island. Film yang menjadi film cerita panjang terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) tersebut, mengajak penontonnya untuk mengikuti perjalanan kisah keluarga Mama Orpa (Linda Adoe), yang baru saja kehilangan suaminya berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya yang mengalami kekerasan.

Putri sulungnya, Martha (Irma Rihi) yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), pulang dalam keadaan trauma berat dan depresi. Penyebabnya diketahui karena Martha telah menjadi korban kekerasan oleh majikannya di Malaysia.

Sedangkan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), ia menjadi korban kekerasan seksual dari beberapa laki-laki bejat. Kondisi Martha membuat Orpa menyesal tidak bisa menjaga anaknya sebaik mungkin.

Baca Juga: Mengsedih, Penayangan Superman and Lois Season 4 Diundur! Ini Alasan The CW

Preskon film Women from Rote Island
Preskon film Women from Rote Island Okz/Selebritalk

Dalam film penonton akan dihadapkan dengan realitas kekerasan seksual di Indonesia Timur. Termasuk keadaan sistem hukum, kondisi sosial, dan budaya yang masih menghadang upaya untuk memberikan keadilan kepada para korban.

Sang sutradara, Jeremias Nyangoen menjelaskan situasi TKI di Indonesia Timur dengan audio-visual yang amat intens. Suasana di lingkungan sekitar keluarga Orpa disorot dengan detail, membuat penonton seakan ikut berlari dan merasakan peristiwa nahas yang dialami keluarga tersebut.

Film yang akhirnya ‘pulang kampung’ setelah melalang buana ke banyak negara dan bakal tayang di bioskop pada tanggal 22 Februari 2024 mendatang itu, punya beberapa bagian adegan di dalamnya.

Baca Juga: Cerita di Balik Layar Serial Avatar: The Last Airbender, Ini Pengalaman Para Pemainnya

Women From Rote Island, 2 Setengah Persen Pendapatan Akan Disumbangkan ke Korban Kekerasan Seksual
Women From Rote Island, 2 Setengah Persen Pendapatan Akan Disumbangkan ke Korban Kekerasan Seksual Arnelia Triwardini

Masing-masing bagian membahas tiap masalah yang dihadapi oleh Orpa dan anak-anaknya. Di sini, raut wajah pemain seperti ketika Martha pulang ke kampung halaman, benar-benar secara lugas diperlihatkan, hingga kita dapat langsung mengetahui bahwa ia mengalami sebuah luka batin yang sulit untuk disembuhkan.

Sayangnya, terdapat beberapa adegan lain yang ditampilkan dalam film secara vulgar mungkin akan membuat penonton sedikit merasa tidak nyaman. Kemudian, interaksi tiap tokoh dengan warga memberi gambaran jelas, betapa minimnya pendampingan dan fasilitas rehabilitasi yang disediakan pemerintah untuk para korban kekerasan seksual, khususnya di Pulau Rote Ndao.

Berbicara soal warga, tim produksi tidak lupa menyorot keindahan alam di Rote Ndao. Jeremias banyak menggunakan one shot long take (teknik kamera) untuk mengintepretasikan kekayaan alam di sana. Mulai dari bukit tempat hewan ternak berjalan-jalan, sampai pantai bersih dengan langit biru semua seakan mengajak kita berjalan-jalan menikmati suasana tempat tinggal Orpa.***

 

Editor: Rizki Adidji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x